Kamis, 17 Mei 2012

mobilitas penduduk dan menghitung jml pddk


1. Menghitung Jumlah Penduduk

          Data yang paling pokok dalam demografi ialah jumlah penduduk. Jumlah penduduk dihitung dengan menggunakan metode sensus atau
            cacah jiwa, registrasi penduduk, dan survei penduduk.

a. Sensus Penduduk

            Sensus penduduk adalah pencatatan total tentang penduduk yang dilakukan olah Badan Pusat Statistik dengan tujuan untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan karakteristik penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali.

            Sensus penduduk dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pada status tempat tinggal penduduk yaitu sebagai berikut. 1)   Sensus de facto ialah penghitungan penduduk atau pencacahan
            jiwa yang dikenakan pada setiap orang yang pada waktu diadakan pencacahan berada di dalam negara atau daerah yang bersangkutan.

2)   Sensus de yure ialah penghitungan penduduk atau pencacahan
            jiwa yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di negara bersangkutan atau di daerah itu atau berdasarkan pada tempat tinggal yang tetap.

b. Registrasi Penduduk

            Registrasi penduduk ialah pencatatan tentang identitas atau ciriciri, status, dan kondisi penduduk yang dilaksanakan secara terusmenerus oleh pemerintah mulai tingkat terendah yaitu desa atau kelurahan. Dari data hasil registrasi akan didapat laporan monografi desa tentang kependudukan secara kontinu yang berisi data tentang kelahiran penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.

c.
Survei Penduduk


            Survei penduduk pada dasarnya sama dengan sensus penduduk, hanya pada survei penduduk ini dilakukan pada beberapa daerah yang dijadikan sampel/contoh dari perhitungan penduduk tersebut. Biasanya pada survei penduduk ini dilakukan karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga pelaksana survei.

Geografi  SMA / MA Kelas XI
41



Space Info

          Di Indonesia sampai dengan saat ini telah dilakukan sensus penduduk sebanyak enam kali. Sensus yang pertama kali dilakukan pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1930. Saat itu, sensus dilakukan untuk kepentingan pendataan tenaga kerja dan akan dimanfaatkan untuk perkebunan  di luar Pulau Jawa. 

3. Mobilitas Penduduk

          Mobilitas penduduk disebut juga dengan gerakan penduduk yaitu suatu gerakan perpindahan penduduk dari tempat satu ke tempat yang lain. Mobilitas penduduk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut.

a. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke tampat
            yang lain dengan tujuan menetap yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga atau kelompok. Jenis-jenis migrasi antara lain sebagai berikut.

1)   Imigrasi adalah masuknya penduduk negara lain ke suatu
            negara.

2)   Emigrasi adalah keluarnya penduduk suatu negara ke negara
            lain.

3)   Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya. Perpindahan penduduk ke tempat lain selain dilakukan lintas negara (internasional) namun juga terjadi di dalam negeri (nasional) disebut dengan migrasi dalam negeri. Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam suatu negara. Macam-macam migrasi dalam negeri yaitu sebagai berikut.

1)   Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah
            ke wilayah lain dalam satu wilayah negara.

2)   Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Suatu tinjauan menyangkut sensus penduduk tahun 1980 dan 1990 serta hasil antarsensus tahun  1995 menunjukkan bahwa penduduk  Indoensia  senang  berpindah  (fairly  mobile).  Data

Geografi  SMA / MA Kelas XI
59




menunjukkan bahwa di   Indonesia terdapat suatu arus migrasi dari Pulau Jawa ke pulau luar Jawa. Selain itu, statistik kebupaten di Jawa  meunujukkan  bahwa  hanya  ada  sedikit  daerah  yang mengalami arus migrasi. Wilayah yang mengalami migrasi masuk ini adalah kabupaten-kota di JABOTABEK, Bandung, Pekalongan, Tegal, dan Sidoarjo yang merupakan hasil limpahan dari Surabaya. Semua daerah lainnya di pulau Jawa tumbuh pada suatu tingkat di bawah laju petumbuhan penduduk alami. Ini menyiratkan bahwa pusat-pusat kota seperti Jakarta dan Surabaya serta Bandung telah menjadi pemusatan migrasi penduduk.

b. Mobilitas sirkuler adalah gerakan penduduk sementara, contoh para
            buruh tani disaat sedang tidak musim tanam maka mereka pergi ke kota untuk mencari tambahan

nafkah, namun apabila datang musim  tanam  maka  mereka kembali ke desa untuk bertani kembali.

c. Mobilitas  ulang  alik  adalah gerakan penduduk dalam waktu 24 jam sehingga pada hari yang sama dapat pulang ke

Gambar 2.8   Mobilitas penglaju

tempat tinggalnya.

Sumber: Foto Haryana

Space Info

          Salah satu dinamika penduduk yang unik adalah mobilitas penglaju (commuter). Fenomena commuter ini dapat ditemui di Jakarta dan sekitarnya (Botabek). Tahukah anda ? bahwa sebenarnya kurang lebih 89 % penduduk Jakarta adalah para commuter yang tinggalnya di wilayah Botabek (Bogor, Tangerang dan Bekasi), maka selebihnya atau kurang lebih 11 % adalah penduduk yang tinggal di Jakarta atau di kenal dengan istilah penduduk malam hari.

4.  Rendahnya Kualitas Penduduk

          Tinggi rendahnya kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.

a.  Kualitas Kesehatan

Penentuan kualitas kesehatan penduduk dalam suatu negara ditunjukkan oleh variabel angka kematian kasar, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk suatu

60
Geografi  SMA / MA Kelas XI


negara dikatakan baik apabila angka kematian kasar dan angka kematian bayi rendah serta angka harapan hidupnya tinggi. Sedangkan tingkat kesehatan panduduk suatu negara dikatakan rendah apabila angka kematian kasar dan kematian bayi tinggi dan angka harapan hidupnya rendah.

            Indonesia pada hasil sensus tahun 2000 mempunyai angka kematian kasar sebesar 8,14/1000 penduduk, serta angka kematian bayi sebesar  57,3 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup mencapai 66,2 tahun.

            Angka kematian bayi merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menangani kesehatan ibu dan anak. Sedangkan angka harapan hidup merupakan rata-rata umur penduduk suatu negara juga merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menerapkan kebijaksanaannya di bidang kesehatan. Baik angka kelahiran maupun angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas sosial lainnya. Suatu wilayah jika fasilitas kesehatannya rendah maka dapat menurunkan harapan hidup penduduknya.

b. Kualitas Pendidikan

            Kualitas pendidikan penduduk Indonesia dapat diukur dari angka partisipasi sekolah penduduk dan angka putus sekolah. Angka partisipasi sekolah adalah proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12,13-15,16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah.

Tabel 2.4 Angka Partisipasi Sekolah dan Angka Putus Sekolah
            Penduduk Indonesia Tahun 2002

Angka Partisipasi



Angka Putuas Sekolah

Sekolah



7-12
96.1
7-15
2.8
13-15

16-18


79.3

9.4
16-18




49.9
19-24
11.1
19-24
11.7




Sumber: BPS dan BAPPENAS 2004

c. Kualitas Pendapatan

Suatu negara diukur taraf hidupnya melalui pendapatan ratarata perkapita negara tersebut. Pendapatan perkapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu tahun (Gross National Product) serta jumlah penduduk. GNP adalah suatu

Geografi  SMA / MA Kelas XI
61





indeks yang menggambarkan tingkat kemakmuran suatu negara, karena diukur dari keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara dalam tahun tertentu.

GNP

Pendapatan per kapita =
Jumlah Penduduk


            Penurunan pendapatan Indonesia mengakibatkan Indonesia kembali menjadi kelompok negara miskin dengan GNP perkapita hanya sedikit lebih banyak dari Zimbabwe, salah satu negara miskin di Afrika dan dengan beban utang lebih dari Rp1.400 trilyun terdiri Rp742 trilyun utang luar negeri dan sisanya adalah utang dalam

1 komentar: