1. Menghitung Jumlah Penduduk
Data
yang paling pokok dalam demografi ialah jumlah penduduk. Jumlah penduduk
dihitung dengan menggunakan metode sensus atau
cacah
jiwa, registrasi penduduk, dan survei penduduk.
a. Sensus Penduduk
Sensus
penduduk adalah pencatatan total tentang penduduk yang dilakukan olah Badan
Pusat Statistik dengan tujuan untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan
karakteristik penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali.
Sensus penduduk
dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pada status tempat tinggal penduduk
yaitu sebagai berikut. 1) Sensus de facto
ialah penghitungan penduduk atau pencacahan
jiwa yang
dikenakan pada setiap orang yang pada waktu diadakan pencacahan berada di dalam
negara atau daerah yang bersangkutan.
2) Sensus de yure ialah
penghitungan penduduk atau pencacahan
jiwa yang hanya
dikenakan kepada penduduk yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di
negara bersangkutan atau di daerah itu atau berdasarkan pada tempat tinggal
yang tetap.
b. Registrasi Penduduk
Registrasi
penduduk ialah pencatatan tentang identitas atau ciriciri, status, dan kondisi
penduduk yang dilaksanakan secara terusmenerus oleh pemerintah mulai tingkat
terendah yaitu desa atau kelurahan. Dari data hasil registrasi akan didapat
laporan monografi desa tentang kependudukan secara kontinu yang berisi data
tentang kelahiran penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan perpindahan
penduduk.
Survei penduduk
pada dasarnya sama dengan sensus penduduk, hanya pada survei penduduk ini
dilakukan pada beberapa daerah yang dijadikan sampel/contoh dari perhitungan
penduduk tersebut. Biasanya pada survei penduduk ini dilakukan karena
pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga pelaksana survei.
Geografi SMA / MA Kelas
XI
|
41
|
Space Info
Di
Indonesia sampai dengan saat ini telah dilakukan sensus penduduk sebanyak enam
kali. Sensus yang pertama kali dilakukan pada zaman kolonial Belanda pada tahun
1930. Saat itu, sensus dilakukan untuk kepentingan pendataan tenaga kerja dan
akan dimanfaatkan untuk perkebunan di
luar Pulau Jawa.
3. Mobilitas Penduduk
Mobilitas
penduduk disebut juga dengan gerakan penduduk yaitu suatu gerakan perpindahan
penduduk dari tempat satu ke tempat yang lain. Mobilitas penduduk dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut.
a. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke tampat
yang lain dengan
tujuan menetap yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga atau kelompok.
Jenis-jenis migrasi antara lain sebagai berikut.
1) Imigrasi adalah
masuknya penduduk negara lain ke suatu
negara.
2) Emigrasi adalah
keluarnya penduduk suatu negara ke negara
lain.
3) Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke
negara asalnya. Perpindahan penduduk ke tempat lain selain dilakukan lintas
negara (internasional) namun juga terjadi di dalam negeri (nasional) disebut
dengan migrasi dalam negeri. Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk
dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam suatu negara. Macam-macam migrasi
dalam negeri yaitu sebagai berikut.
1) Transmigrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu wilayah
ke wilayah lain
dalam satu wilayah negara.
2) Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Suatu tinjauan menyangkut
sensus penduduk tahun 1980 dan 1990 serta hasil antarsensus tahun 1995 menunjukkan bahwa penduduk Indoensia
senang berpindah (fairly mobile). Data
Geografi SMA / MA Kelas
XI
|
59
|
menunjukkan bahwa di
Indonesia terdapat suatu arus migrasi dari Pulau Jawa ke pulau luar
Jawa. Selain itu, statistik kebupaten di Jawa
meunujukkan bahwa hanya
ada sedikit daerah
yang mengalami arus migrasi. Wilayah yang mengalami migrasi masuk ini
adalah kabupaten-kota di JABOTABEK, Bandung, Pekalongan, Tegal, dan Sidoarjo
yang merupakan hasil limpahan dari Surabaya. Semua daerah lainnya di pulau Jawa
tumbuh pada suatu tingkat di bawah laju petumbuhan penduduk alami. Ini
menyiratkan bahwa pusat-pusat kota seperti Jakarta dan Surabaya serta Bandung
telah menjadi pemusatan migrasi penduduk.
b. Mobilitas sirkuler adalah gerakan penduduk sementara, contoh
para
buruh tani disaat
sedang tidak musim tanam maka mereka pergi ke kota untuk mencari tambahan
nafkah, namun apabila datang musim
tanam maka mereka kembali ke desa untuk bertani kembali.
c. Mobilitas ulang
alik adalah gerakan penduduk
dalam waktu 24 jam sehingga pada hari yang sama dapat pulang ke
Gambar 2.8 Mobilitas
penglaju
tempat tinggalnya.
Sumber: Foto Haryana
Space Info
Salah
satu dinamika penduduk yang unik adalah mobilitas penglaju (commuter).
Fenomena commuter ini dapat ditemui di Jakarta dan sekitarnya (Botabek). Tahukah
anda ? bahwa sebenarnya kurang lebih 89 % penduduk Jakarta adalah para commuter yang
tinggalnya di wilayah Botabek (Bogor, Tangerang dan Bekasi), maka selebihnya
atau kurang lebih 11 % adalah penduduk yang tinggal di Jakarta atau di kenal
dengan istilah penduduk malam hari.
4. Rendahnya Kualitas
Penduduk
Tinggi
rendahnya kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan,
dan pendapatan.
a. Kualitas Kesehatan
Penentuan kualitas
kesehatan penduduk dalam suatu negara ditunjukkan oleh variabel angka kematian
kasar, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk
suatu
60
|
Geografi SMA / MA Kelas
XI
|
negara dikatakan baik apabila angka kematian kasar dan angka
kematian bayi rendah serta angka harapan hidupnya tinggi. Sedangkan tingkat
kesehatan panduduk suatu negara dikatakan rendah apabila angka kematian kasar
dan kematian bayi tinggi dan angka harapan hidupnya rendah.
Indonesia pada
hasil sensus tahun 2000 mempunyai angka kematian kasar sebesar 8,14/1000
penduduk, serta angka kematian bayi sebesar
57,3 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup mencapai 66,2
tahun.
Angka kematian
bayi merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menangani kesehatan
ibu dan anak. Sedangkan angka harapan hidup merupakan rata-rata umur penduduk
suatu negara juga merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam
menerapkan kebijaksanaannya di bidang kesehatan. Baik angka kelahiran maupun
angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas
sosial lainnya. Suatu wilayah jika fasilitas kesehatannya rendah maka dapat
menurunkan harapan hidup penduduknya.
b. Kualitas Pendidikan
Kualitas
pendidikan penduduk Indonesia dapat diukur dari angka partisipasi sekolah
penduduk dan angka putus sekolah. Angka partisipasi sekolah adalah proporsi
dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu
(7-12,13-15,16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah.
Tabel 2.4 Angka Partisipasi Sekolah dan Angka Putus Sekolah
Penduduk
Indonesia Tahun 2002
Angka Partisipasi
|
|
Angka Putuas Sekolah
|
|
Sekolah
|
|
|
|
7-12
|
96.1
|
7-15
|
2.8
|
13-15
|
|
16-18
|
|
|
79.3
|
|
9.4
|
16-18
|
|
|
|
|
49.9
|
19-24
|
11.1
|
19-24
|
11.7
|
|
|
Sumber: BPS dan BAPPENAS 2004
c. Kualitas Pendapatan
Suatu negara diukur taraf
hidupnya melalui pendapatan ratarata perkapita negara tersebut. Pendapatan
perkapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam
satu tahun (Gross National Product) serta jumlah penduduk.
GNP adalah suatu
Geografi SMA / MA Kelas
XI
|
61
|
indeks yang menggambarkan tingkat kemakmuran suatu negara, karena
diukur dari keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara dalam tahun
tertentu.
GNP
Pendapatan per kapita =
|
Jumlah Penduduk
|
Penurunan pendapatan Indonesia
mengakibatkan Indonesia kembali menjadi kelompok negara miskin dengan GNP
perkapita hanya sedikit lebih banyak dari Zimbabwe, salah satu negara miskin di
Afrika dan dengan beban utang lebih dari Rp1.400 trilyun terdiri Rp742 trilyun
utang luar negeri dan sisanya adalah utang dalam